
EDUKASI DARI ALLAH DENGAN MUSIBAH VIRUS CORONA?
Edukasi dari Allah dengan Musibah Virus Corona
oleh; Rivlan Ali,S.Pd. (Humas)*
Adanya
wabah corona menunjukkan bahwa alam ada yang menciptakan, mengatur dan memberi
rezeki, menghidupkan dan mematikan Setiap kejadian
ada hikmah yang bisa diambil.
Apakah itu kejadian besar atau kecil. Umat Islam
adalah umat yang bertauhid. Umat yang mengesakan Allah. Tauhid (توحيد) yang bentuknya masdar dari fi’il madhinya wahhada (wahhada)
bermakna mengesakan, “menjadikan esa atau tunggal”.
Sehingga,
mereka tidak fokus pada makhluq yang nampak di alam ini. Mereka tidak melihat
Si A punya kekuatan, Si B punya kekuatan, Si C punya kekuatan dst. Ada
orang meninggal tabrakan, meninggal terkena sihir bahkan banyak orang saat ini
meninggal karena corona tidak merisaukan hatinya. Sebab dia meyakini yang punya
kekuatan hanyalah Allah, begitupula yang menghidupkan dan mematikan Allah
semata, tiada sekutu baginya.
Tauhid
ini didapat apabila tidak syirik. Apabila sudah benar-benar meyakini hanya
Allah zat yang punya kekuatan, menghidupkan dan mematikan. Makhluk tidak
mempunyai pengaruh (atsar) tapi Allah-lah sang pencipta yang mempunyai pengaruh
(mu’attsir). Tauhid inilah yang akan melahirkan akhlak akhlak yang terpuji
sebagaimana para sahabat. Seperti, sabar, ikhlas, tawakkal, syukur, cinta,
ridha dst. Mau marah kepada siapa jikalau hatinya sudah diliputi rasa cinta,
ridha dan mengetahui (makrifat) bahwa semua dari kekasih yang dicintainya.
Ada 10 Poin yang Allah ajarkan dengan adanya corona pada umat saat ini :
Pertama,
mudah bagi Allah, dengan mengirimkan satu tentara saja yang (makhluq Allah
kasat mata) tidak kelihatan mampu mengguncang dunia. Mulai yang mempunyai
kedudukan tertinggi sampai terendah tidak mampu mengatasi. Presiden, ilmuwan
dan para hartawan mengerahkan segala upayanya. Harta, tahta dan kecerdasan
sudah dimaksimalkan mengatasinya, namun tidak mampu. Kemana engkau bersandar
dan meminta tolong?
Kedua,
mudah bagi Allah mengembalikan kestabilan dunia sebagaimana dilansir banyak
peneliti. Di mana banyak kerusakan oleh ulah tangan manusia baik di darat dan
lautan. Pada 8 Maret lalu seperti dikutip dari Media Kompas.com, Seorang peneliti sumber daya lingkungan dari Standford University, Marshall Burke
melakukan beberapa perhitungan baik tentang penurunan polusi udara baru-baru
ini di beberapa wilayah di China.
Peneliti
ini kemudian mencoba menghitung pengurangan polusi selama dua bulan. Hasilnya,
mungkin saja pengurangan polusi ini telah menyelamatkan nyawa 4.000 anak di
bawah 5 dan 73.000 orang dewasa di atas 70 di China. Itu secara signifikan
lebih dari jumlah kematian global saat ini dari virus corona.
Ketiga,
syariat yang satu berkaitan dengan syariat lain. Syariat penanggulangan wabah
ala Rasulullah ﷺ dan juga dilaksanakan di zaman Sayyidina
Umar dapat berjalan mulus karena adanya tanggungjawab pemenuhan kebutuhan
pokok. Kalau tidak, maka hanya teori belaka.
Keempat,
adanya wabah corona menunjukkan bahwa alam ada yang menciptakan, mengatur dan
memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan. Corona hanya salah satu perantara
kematian, banyak orang terkena corona juga sembuh dan banyak orang yang tidak
terdampak corona juga meninggal dunia. Jadi, orang meninggal karena telah
sampainya ajal.
Kelima,
adanya wabah corona menunjukkan manusia lemah. Makhluk kecil saja tak mampu
mereka taklukkan. Dilarangnya rasa sombong dan merasa besar.
Keenam,
banyak kemungkaran, kedzaliman dan ketidakadilan di dunia ini, tapi umat Nabi
Muhammad ﷺ tidak adzab sebagaimana kaum terdahulu.
Sebab umat ini punya syariat dan hukuman bagi pelanggarnya. Namun saat ummat
abai, Allah sendiri yang akan menghukumnya.
Ketujuh,
Allah yang menjaga agama dan mengatur dunia ini. Jika seseorang tidak
mampu atau malah berbuat kerusakan sebagai khalifah di bumi, maka Allah ganti
yang lebih baik.
(
وَإِن تَتَوَلَّوۡا۟ یَسۡتَبۡدِلۡ قَوۡمًا غَیۡرَكُمۡ ثُمَّ لَا یَكُونُوۤا۟ أَمۡثَـٰلَكُم)
“Dan
jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan
kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).” [Surat
Muhammad: 38].
Kedelapan,
Allah perintahkan makan yang halal. Inilah awal mula dugaan terjadinya
wabah kali ini. Sembarang hewan dimakan tanpa memperdulikan haram dan halal.
Padahal Al-Qur’an bukan hanya petunjuk bagi orang bertaqwa (Al-Baqarah ayat 2)
tapi juga petunjuk bagi manusia secara umum (Surat al-Baqarah ayat 185).
Kesembilan,
Allah tampakkan syari’at menutup aurat, cuci tangan, wudhu, tidak jabat
tangan non-mahram dst, meskipun mungkin saat ini dilakukan berdasarkan asas
manfaat.
Sepuluh,
Allah syari’atkan dakwah atas kemaksiatan karena kemaksiatan itu
mengundang bencana yang akan menimpa juga orang-orang beriman, sebagaimana di
surah al anfal ayat 25.Syaikh Umar Hasyim, Amirul Mu’minin Fil Hadits,
Mesir juga menyatakan :
لم ينزل البلاء الا بالذنوبة ولم يكشف الوباء الا بالتوبة
“Tidaklah
turun bencana kecuali karena dosa dan tidaklah diangkat wabah kecuali dengan
taubat.”
akhirnya, husnudzonlah pada Allah. Dzat yang menciptakan, memberi rezeki dan
mengatur alam ini. Yakinlah yang ada di sisi Allah hanya kebaikan. Baik
dan buruk kejadian hanya dalam sudut pandang manusia yang terbatas, berpatokan
manfaat atau tidak terhadap dirinya secara akal. Padahal, makhluk Allah
bukan hanya manusia.